Trenggalek - Kabupaten Trenggalek yang secara teritorial lahannya lebih sempit dari hutan negara dan dikelilingi pegunungan ternyata menyimpan sejuta keindahan.Banyak lahan yang sangat cocok untuk ditanaman keras, antara lain kopi dan coklat.Jika kopi bukanlah barang baru di Trenggalek.Bahkan sejak jaman Pemerinthan Belanda sudah berdiri Pabrik Kopi Dilem Wilis di Kecamatan Bendungan.
Lalu bagaimana dengan tanaman coklat?
Secara umum tanaman coklat bukanlah barang baru bagi masyarakat Trenggalek.Banyak lahan - lahan di sekitar rumah penduduk tumbuh tanaman coklat.Bahkan ada ratusan hektar budidaya coklat baik yang dikelola oleh petani atau pemerintah daerah.
Rumah Coklat (House of Chocolate)
Berawal dari Unit Pengolahan Hasil kakao di Kabupaten Trenggalek, berkembang menjadi Rumah Coklat dan demi meningkatkan kreasi dan inovasi maka sejak diresmikan oleh Bupati Trenggalek, 3 Februari 2017 maka Unit Hasil Pengolahan Kakao dinyatakan terbuka untuk publik dengan nama Rumah Coklat.
Unit Pengolahan Hasil Kakao memiliki luas komuditas kakao 1.171.90 Ha (sumber data tahun 2016), produksi sebesar 820, 10 ton, produksi sebanyak 35 kg/hari dan jaminan PIRT, halal.
Inilah fasilitas yang akan memanjakan para pengunjung, antara lain gedung unit pengolahan hasil pachaging, rumah kaca, ruang pertemuan, gazebo, miniatur kebun kakao, showroom Galeri Rumah Coklat yang menjual produksi coklat dan turunannya, area Hang Out, koleksi varitas dan tehnjs tanaman kakao, rumah jamur, sauran organik serta fasiltas umum, yakni mushola dan toilet.
Banyaknya fasiltas yang diberikan kepada para pengunjung, Rumah Coklat juga bisa untuk ajang pilihan lokasi wisata edukasi (ags).